Aku dan Asri

Aku tinggal di Jakarta waktu aku diterima untuk masuk ke Universitas Indonesia. Karena aku berasal dari daerah, maka aku tinggal di rumah kost di Kelapa Gading. Yang tinggal di sana perempuan semua, dan mereka memanggilku Mara, kependekan dari Tamara.

Kejadian ini pada siang hari, waktu aku mendapat liburan pendek karena ada perbaikan komputer network di tempat kerjaku. Aku bangun agak siang dan sehabis mandi, aku bedaki badanku dengan bedak bayi Johnson dan aku cuma membelitkan handukku di pinggang.


Tiba tiba pintu terbuka, dan Asri, anak ibu kostku masuk dengan membawa pakaian bersihku yang telah rapi terlipat. Asri kaget melihatku setengah telanjang.
Dengan terbata-bata dia berkata, “Oh.., oh.., maaf Mbak, Asri kira Mbak pergi kerja..”, dan dia terlihat tersipu-sipu.
Aku menenangkan dia, “Nggak apa-apa kok, tolong dong bedakin punggung Mbak.., taruh aja pakaiannya di atas laci”.
Dengan agak ragu-ragu, dia datang mendekat dan masih memandangi buah dadaku yang menggantung dengan bebasnya. Aku berikan botol bedak ke tangannya. Dia mulai mengusap punggungku dengan perlahan dan hati-hati, seolah-olah takut akan menggores punggungku. Matanya masih terpaku di buah dadaku, yang aku boleh berbangga, dengan putingnya yang kelihatan mendongak ke atas dan berwarna coklat muda. Waktu tangannya membedaki pinggangku, aku menggeliat kegelian, dan handuk yang dari tadi bertengger di pinggangku jatuh ke lantai, aku dapat melihat mukanya merah menahan malu, tapi matanya masih melihat ke liang kewanitaanku yang berambut tidak begitu lebat. Dan tanpa disadari, dia masih mengusap-usap pinggangku dan malah turun ke pantatku yang padat, tidak terlalu besar, tapi mempunyai bentuk yang nikmat dipandang, pacarku juga bilang juga nikmat diremas. Aku tidak yakin dia melakukannya dengan sengaja, atau karena terbawa emosi.
Lalu kutanya dia, “Asri mau dibedakin juga?”.
Dia tidak menjawab, hanya mengangguk pelan. Lalu aku suruh dia untuk melepas kaosnya, dan juga BH-nya. Buah dadanya tidak sebesar punyaku, tapi mempunyai bentuk yang bagus, seperti buah pear dibelah dua, dengan putingnya yang berwarna kemerah-merahan menonjol keluar, warnanya serasi sekali dengan warna kulitnya yang kecoklatan.

Aku bedaki dadanya, dan kurasakan buah dadanya yang empuk dan lembut. Tanganku tidak berhenti sampai di situ, aku usap perut, dan dengan nakalnya jariku bermain-main di pusarnya, Asripun menggeliat kegelian. Dan aku menaikkan tanganku kembali ke buah dadanya, yang kuusap dan setengah kuremas juga, dia hanya menggeliat.
“mmbak.., aah..”. Putingnya tidak ketinggalan kupilin, dan kucubitin kecil, tidak terlalu keras. Kusuruh dia untuk berbalik supaya aku bisa mengusap punggungnya, hanya kuusap sebentar saja. Dari belakang tanganku pergi ke dadanya lagi, sedangkan dadaku menempel di punggungnya, sesekali dia bergoyang dan aku merasa punggungnya bergesekan dengan putingku yang mulai mengeras. Dan dari kaca aku bisa melihat bahwa dia senyum-senyum keenakan, tanganku bukan hanya mengusap lagi, tapi sudah mulai meremas buah dadanya yang bergantung indah, lebih keras dari sebelumnya, dan putingnya kucubit perlahan lalu kupilin-pilin.
Asri hanya menggeliat sambil mengeluarkan suara, “Ah.., ehm.., nikmat Mbak.., ahaa.., jangan keras-keras dong Mbak..!”, dan aku hanya tersenyum melihat kelakuannya. Kucium tengkuknya, dan kugigit kecil dari samping, dan dia masih, “Ah.., ua..”, dengan tertahan.
Lalu aku bertanya, “Celananya dibuka ya..?”, sebelum dia berkata apa-apa, tanganku telah membuka kancing dan retsleting celananya, dan kuturunkan sekalian celana dalamnya, aku bisa melihat bercak basahnya telah menembus ke celana dalamnya.

“Tiduran aja di ranjang Mbak.., saja.., ya..”, kataku dan Asri hanya menurut saja, kakinya kugeser sehingga bergantung di sisi ranjang. Aku mulai menciumi paha dalamnya, tercium bau sabun LUX yang dipakainya, bertanda dia belum lama mandinya. Kugigit kecil antara paha dalam kanan dan kiri. Mulutku mulai bergerak menuju liang kewanitaannya, dengan rambut yang jarang, bau aroma birahinya sangat terasa sekali. Aku mulai menjilati pinggiran hutannya, dan kemudian perlahan kutaruh lidahku di tengah-tengah vaginanya. Kakinya kuangkat ke pundakku supaya aku dapat lebih leluasa menjilatinya. Rasanya agak anyir tapi setelah lidahku masuk lebih dalam rasanya berubah menjadi asin dan gurih. Asripun bertambah menggeliatnya. Tanganku dengan merangkul pahanya mencari bibir vaginanya lalu kubuka dengan menariknya ke samping, supaya lidahku bisa merasakan lendirnya yang lebih dalam. Asri juga tidak mau kalah kepalaku mulai didorong dan ditariknya karena gemas dan kegelian.

Pada saat itu aku masih belum menemukan clitorisnya, lidahku masih menjilati dan mencari-cari, bagian atas dari vaginanya, aku masukkan lidahku dalam vaginanya, dan menari-nari di dalamnya, dan membuat dia keenakan dan kegelian, pinggulnyapun mulai bergoyang. Sekitar 5 menit lidahku bermain-main di situ. Sampai pada suatu saat aku merasa ada benjolan kecil, aku mencoba untuk menguak hutannya, dan akhirnya aku temukan clitorisnya, kulihat dia mulai meremas-remas buah dadanya, dan tanpa membuang waktu kuhisap clitorisnya perlahan, dan saking gemasnya dia mengepit kepalaku di antara kedua pahanya, dan menggeliat pada waktu yang bersamaan. Dengan jariku clitorisnya kuusap, dan gesek, lidahkupun masuk ke dalam vaginaya yang masih basah, aku juga merasakan makin banyak cairan yang keluar setelah aku gesek clitorisnya. Lidahku masih menari-nari di dalam vaginanya sambil sekali-kali aku hisap lendir dari dalam vaginanya. Penutup clitorisnya kubuka, dan kujilati juga waktu masih basah kutiup clitorisnya dari dekat, dan dia rupanya kedinginan.
“Mbak Mara jangan ditiup dingin..”, Karena clitorisnya sudah ketemu maka kuhisap lagi sambil tanganku membantu untuk meremas dadanya, satu tangan meremas dadanya, dan tangan satunya aku mainkan vaginaku. Aku sendiri sudah basah dan waktu aku lihat di lantai, ternyata ada beberapa tetes lendirku sudah menetes di lantai.

Kali ini aku hisap clitorisnya dan lendir Asri keluar lebih banyak, dan akupun masih dengan semangat menjilatinya. Aku masukkan jari kecilku di lubangnya yang masih perawan. Lendir Asri masih keluar juga, dan jari kecilkupun berganti dengan jari telunjuk, kudengar, “Ah.., Mbak.., Mbak Mara, pegel Mbak, ah..”, aku tahu dia sudah hampir keluar, hisapanku tidak berhenti sampai disitu, aku hisap sambil kugeleng-gelengkan kepalaku yang mana membuat Asri kegelian, badannyapun mulai mengejang, dan aku masih mengisap, dan kadang-kadang menjilati bagian dalam vaginanya. Aku merasa himpitan pahanya tiba-tiba mengejang, dan vaginanya memuntahkan lendir yang berwarna putih bening, kuhisap dan jilati, tapi aku tidak menelannya. Masih dalam mulutku, aku naik di atas Asri, dan aku ciumi bibirnya sambil kukeluarkan lendirnya sedikit demi sedikit, biar dia juga ikut merasakannya. Kita mulai berciuman dan lidahnya bermain pedang di dalam mulutnya, kemudian bergatian di mulutku, kadang-kadang dihisapnya lidahku olehnya yang membuatku terangsang sekali. Kita berpelukan sambil tiduran selama 20 menit, sambil mengatur napas, dan beristirahat.
Sejak itu jika dia sedang libur atau suntuk Asri sering main ke kamarku, aku tidak keberatan, karena terkadang aku juga merasa kesepian kalau dia tidak mampir.



Selengkapnya......

Irene dan Regina

Ini adalah cerita tentang pengalamanku saat berhubungan seks dengan sahabat baikku, Regina H. Dharmawan. Pagi ini, aku kembali mendapat kuliah sore hari. Ah, daripada iseng, lebih baik aku ke rumah Regina. Sekalian dari sana pergi ke kampus bersama. Aku memarkir mobil di depan pintu pagar rumah Regina. Rumahnya tampak sepi. Jangan-jangan ia tak ada di rumah. Aku tekan bel pintu. Tak lama kemudian pembantunya keluar.


“Ada perlu apa, Non?” tanyanya.
“Ng.. Gina ada, Mbak?”
“Ada, tunggu sebentar ya.” Sang pembantu masuk ke dalam rumah kembali.
“Kata Non Gina, Non Irene disuruh langsung masuk saja. Non Gina lagi ada di kamarnya.”
“Baiklah, Mbak.”

Pembantu itu mengantarkan aku ke depan pintu kamar tidur Regina. Setelah pintu dibuka dari dalam aku segera masuk. Si pemilik kamar sedang duduk di atas tempat tidur seraya membaca buku. Astaga! Ia telanjang bulat. Tubuhnya yang indah itu tidak ditutupi oleh selembar benang pun. Tampaklah payudaranya yang montok dan padat. Ditengah-tengahnya terdapat puting susu yang tinggi, yang dikelilingi oleh lingkaran coklat, sementara bagian kemaluannya ditumbuhi rambut-rambut tipis. Pahanya yang putih dan mulus menantang setiap lelaki untuk menjamahnya.
“Ren, duduk di sini dong. Jangan bengong saja.”
“Lho, kamu lagi ngapain, Gin?” tanyaku.
“Rasanya hari ini aku lagi malas kuliah nih, Ren.”
“Kenapa?”
“Nggak tahu tuh. Pokoknya lagi malas.”
“Tapi kamu nggak usah telanjang bulat kayak begitu dong”, kataku sambil menyodorkan kaus singlet kepadanya. Regina bukannya menerima pemberianku, namun ia malah menyeret tanganku sehingga aku jatuh telentang di atas kasur. Tiba-tiba Regina mencium bibirku, sementara tangannya meremas-remas payudaraku yang tidak begitu besar.
“Gin! Aduh, kok kamu begini sih?! Jangan ah!” kataku sambil berusaha melepaskan diri. Akan tetapi Regina lebih kuat. Tubuhnya yang bugil menindih tubuhku. Akhirnya aku pasrah saja. Dengan perlahan-lahan Regina menanggalkan kaus oblong yang kukenakan. Ia menyelipkan tangannya ke balik mangkuk behaku lalu meremas payudaraku. Aku menggerinjal-gerinjal dibuatnya. Kemudian ia melepaskan beha yang kupakai sehingga terbukalah payudaraku yang kencang menantang.
“Ya ampun, Ren. Buah dada kamu bagus amat. Biar nggak besar, tapi kencang dan kenyal lho”, kata Regina sambil mempermainkan puting susuku dengan jari-jemarinya yang lentik sehingga membuatku kegelian.

Aku hanya tersenyum saja. Lalu ia meremas-remas payudaraku. Terasa kenyal dan ketat baginya. Aku semakin menggerinjal-gerinjal. Setelah itu mulutnya menghisap, mengulum, dan menyedot payudaraku. Lidahnya pun mempermainkan puting susuku yang mulai menegang. Kemudian ia menghisap-hisapnya laksana seorang bayi yang kehausan air susu ibunya.

Setelah puas merambah payudaraku, Regina membuka celana panjangku. Tangannya meraba pahaku yang mulus. Lalu ia menurunkan celana dalamku, sehingga kami berdua bugil bagai dua orang bayi yang baru saja dilahirkan. Kemudian ia menyuruhku duduk. Ia menyodorkan payudaranya ke mulutku dan aku menerimanya. Aku lumat payudara yang kenyal itu dengan mulutku, sedangkan lidahku yang menyambar-nyambar seperti lidah ular, bergoyang-goyang mempermainkan puting susunya yang tinggi menggiurkan. Aku hisap puting susu itu yang semakin lama semakin menegang saja. Regina semakin memelukku dengan erat.
“Ouuhh.. Irene.. ouuhh!”

Aku dan Regina saling berpelukan. Kedua pasang payudara kami saling bersentuhan. Sejenak ada perasaan aneh yang menjalar ke seluruh tubuhku merasakan payudaranya yang kenyal. Demikian pula Regina yang merasakan payudaraku. Ia menggesek-gesekkan puting susunya ke puting susuku, sehingga kami berdua sama-sama mendesah.
“Ouuhh.. ouuhh..” aku menjerit kecil tatkala lidah Regina mulai menjilati kemaluanku dan kemudian masuk menyusuri liang vaginaku. Ia menjilat-jilat bagian dalam “daerah terlarang”ku yang mulai basah itu. Aku menjerit lagi, ketika ujung lidahnya mempermainkan daging kecil yang menempel pada kewanitaanku itu. Lalu aku berdua berbuat serupa. Akhirnya kami berdua sama-sama kelelahan dan tergolek begitu saja di atas kasur.

Tak lama kemudian, Regina bangkit. Ia mengambil es jeruk yang ada di meja di samping tempat tidurnya. Lalu ia menuangkan es jeruk itu ke kemaluanku. Aku menjerit kecil kedinginan. Sementara ia juga menuangkan es jeruk yang tersisa ke dalam kemaluannya sendiri. Tubuh Regina menindihku. Kepalanya menghadap ke selangkanganku. Demikian pula kepalaku menghadap ke selangkangannya. Lidahnya mulai menjilati kemaluanku. Ia menikmati er jeruk yang sudah mulai masuk ke dalam liang vaginaku. Lidahnya mengikuti aliran air jeruk itu sampai masuk ke dalam “gua keramat”ku itu. Dijilatinya dinding vaginaku, membuatku menggerinjal-gerinjal kegelian.
“Ouuhh.. Gina.. teruskan..!” desisku bernafsu. Regina melanjutkan penjelajahannya. Sementara itu di sisi lainnya, lidahku pun berbuat hal yang sama pada kemaluannya. Kami berdua dengan garang mempermainkan daging kecil yang berada di dalam liang kewanitaan lawan masing-masing. Kami berdua menggerinjal-gerinjal keras, sampai-sampai tubuh kami berdua jatuh ke lantai.

Beberapa detik kemudian, tubuh kami berdua tergeletak di lantai berdampingan dalam keadaan loyo. Lelah memang, namun penuh dengan kenikmatan yang tak terhingga. Regina tersenyum. Tiba-tiba tangannya kembali meraih tubuhku dan mendekapku. Kembali payudara kami bersentuhan, sementara mulut kami saling melumat satu sama lain. Kami berbaring berhadap-hadapan, dengan kedua kakiku dan kakinya saling berselisipan dan kedua selangkangan kami saling menempel. Kemudian Regina menggesekkan kemaluannya pada kemaluanku berulang-ulang hingga kami berdua puas.

Selengkapnya......

Tante Ayu

Peristiwa yang tak kuduga ini terjadi ketika aku baru saja akan masuk kelas 1 SMA, ketika aku masih tinggal di Yogya, di belakang Hotel M**** (edited), terusan Malioboro.

Teman Ibuku itu bernama, Ibu Rahayu, biasa dipanggil dengan Ibu Ayu dan aku sendiri memanggilnya Tante Ayu. Karena hubungan yang sudah sangat dekat dengan Tante Ayu, ia sudah dianggap seperti saudara sendiri di rumahku.


Tante Ayu wajahnya sangat cantik, wajahnya tampak jauh lebih muda dari Ibuku karena memang usianya berbeda agak jauh. Usia Tante Ayu ketika itu sekitar 28 tahun. Selain cantik, Tante Ayu memiliki tubuh yang langsing, namun padat dan seksi.

Kejadian ini bermula ketika liburan semester, waktu itu kedua orang tuaku harus pergi ke Madiun karena ada perayaan pernikahan saudara. Karena aku dan Tante Ayu cukup dekat maka aku minta kepada ibuku untuk menginap saja di rumah Tante Ayu yang tidak jauh dari rumahku selama 5 hari itu. Dan kebetulan suami Tante Ayu juga sedang di luar kota, karena memang suaminya sering sekali ditugaskan ke luar kota, sehingga Tante Ayu sering sendirian di rumah.

Hari-hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sambil bercanda-ria atau shopping berdua dengan Tante Ayu, sering juga kami bermain bermacam permainan seperti halma atau monopoli, karena memang Tante Ayu orangnya sangat pintar bergaul dengan siapa saja. Ketika suatu hari, sehabis makan siang, tiba-tiba Tante Ayu berkata kepadaku, “Sar.. kita main dokter-dokteran yuk.. sekalian Sari Tante periksa beneran, mumpung gratis..” Memang kata Ibuku, dahulu Tante Ayu pernah kuliah di fakultas kedokteran namun putus di tengah jalan karena menikah. “Ayoo..” sambutku dengan senang hati.

Kemudian Tante Ayu mengajakku ke kamarnya, lalu mengambil sesuatu dari lemarinya, rupanya ia mengambil stetoskop, mungkin bekas yang dipakainya ketika kuliah dulu. “Nah Sar, kamu buka deh bajumu, terus tiduran di ranjang,” bisik Tante Ayu. “Baik Tante,” kataku, lalu aku membuka kaosku, dan mulai hendak berbaring. Namun Tante Ayu bilang, “Lho.. BH-nya sekalian dibuka dong, biar Tante gampang meriksanya..” Aku yang waktu itu masih polos, dengan lugunya aku membuka BH-ku, sehingga kini terlihatlah buah dadaku yang masih mengkal. “Wah.. kamu memang benar-benar cantik Sar..” kata Tante Ayu. Kulihat matanya tak berkedip memandang buah dadaku, dan aku hanya tertunduk malu.

Setelah terlentang di atas ranjang, dengan hanya memakai rok mini saja, Tante Ayu mulai memeriksaku. Mula-mula di tempelkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin.., lalu Tante Ayu menyuruhku bernafas sampai beberapa kali, setelah itu Tante Ayu mencopot stetoskopnya.

Kemudian Tante Ayu tersenyum kepadaku, sambil tangannya menyentuh lenganku, lalu mengusap-usapnya dengan lembut, “Waah.. kulit kamu halus ya, Sar.. Kamu pasti rajin merawatnya,” katanya. Aku diam saja, aku hanya merasakan sentuhan dan usapan lembut Tante Ayu. Kemudian usapan Tante Ayu bergerak naik ke pundakku. Setelah itu tangan Tante Ayu merayap mengusap perutku. Aku hanya diam saja merasakan perutku diusap-usapnya, sentuhan Tante Ayu benar- benar terasa lembut, dan lama-kelamaan terus terang aku mulai jadi agak terangsang oleh sentuhannya, sampai-sampai bulu tanganku merinding dibuatnya.

Lalu Tante Ayu menaikkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang masih mengkal itu, mengusap mengitarinya, lalu mengusap buah dadaku. Ih.. baru kali ini aku merasakan yang seperti itu, rasanya halus, lembut dan geli, bercampur menjadi satu. Namun tidak lama kemudian, Tante Ayu menghentikan usapannya. Dan aku kira.. yah, hanya sebatas ini perbuatannya. Tapi kemudian Tante Ayu bergerak ke arah kakiku. “Nah.. sekarang Tante periksa bagian bawah yah..” katanya. Setelah diusap-usap seperti tadi yang terus terang membuatku agak terangsang, aku hanya bisa mengangguk pelan saja.

Saat itu aku masih mengenakan rok miniku, namun tiba-tiba Tante Ayu menarik dan meloloskan celana dalamku. Tentu saja aku keget setengah mati, ” Ih.. Tante, kok celana dalam Sari dibuka..?” kataku dengan gugup. “Lho.. khan mau diperiksa.. pokoknya Sari tenang aja..” katanya dengan suara lembut sambil tersenyum, namun tampaknya mata dan senyum Tante Ayu penuh dengan maksud tersembunyi. Tetapi saat itu aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah celana dalamku diloloskan oleh Tante Ayu, Tante Ayu duduk bersimpuh di hadapan kakiku. Tante Ayu tak berkedip menatap liang kewanitaanku yang masih mungil, dengan bulu-bulunya yang masih sangat halus dan tipis. Lalu kedua kakiku dinaikkan ke pahanya, sehingga pahaku menumpang di atas pahanya. Lalu Tante Ayu mulai mengelus-elus betisku, halus dan lembut sekali rasanya, lalu diteruskan dengan perlahan-lahan meraba pahaku bagian atas, lalu ke paha bagian dalam. Hii.. aku jadi merinding rasanya. “Tante..” suaraku lirih. “Tenang sayang.. pokoknya nanti kamu merasa enak..” katanya sambil tersenyum.

Tante Ayu lalu mengelus-elus selangkanganku, perasaanku jadi makin tidak karuan rasanya. Kemudian, dengan jari telunjuknya yang lentik, Tante Ayu menggesekkannya ke bibir kemaluanku dari bawah ke atas, “Aaahh.. Tantee..” jeritku lirih. “Ssstt.. hmm.. enak kan..?” katanya. Mana mampu aku menjawab, malahan Tante Ayu mulai meneruskan lagi menggesekkan jarinya berulang-ulang. Tentu saja ini membuatku makin nggak karuan, aku menggelinjang-gelinjang, mengeliat-ngeliat kesana-kemari. “Ssstthh.. aahh.. Tante.. aahh..” eranganku terdengar lirih, dunia serasa berputar-putar, kesadaranku bagaikan terbang ke langit. Liang kewanitaanku rasanya sudah basah sekali karena aku memang benar-benar terangsang sekali.

Setelah Tante Ayu merasa puas dengan permainan jarinya, Tante Ayu menghentikan sejenak permainannya itu, tapi kemudian wajahnya mendekati wajahku, aku yang antara sadar dan tidak sadar, hanya bisa melihatnya pasrah. Wajahnya semakin dekat, kemudian bibirnya mendekati bibirku, lalu ia mengecupku dengan lembut, rasanya geli-geli, lembut dan basah. Namun Tante Ayu bukan hanya mengecup, ia lalu melumat habis bibirku sambil memainkan lidahnya. Hii.. rasanya jadi makin geli apalagi ketika lidah Tante Ayu memancing lidahku, sehingga aku tidak tahu kenapa, secara naluri jadi terpancing, sehingga lidahku dengan lidah Tante Ayu saling bermain, membelit-belit, tentu saja aku jadi semakin nikmat kegelian.

Kemudian Tante Ayu mengangkat wajahnya dan memundurkan badannya. Entah apa lagi pikirku, aku toh sudah pasrah. Dan eh.. gila.. Tante Ayu menyeruakkan kepalanya ke selangkanganku, kedua pahaku diletakkan di atas pundaknya, sehingga kedua paha bagian dalamku seperti menjepit kepala Tante Ayu. Lalu tanpa sungkan-sungkan lagi Tante Ayu mulai menjilati bibir kemaluanku. “Aaa.. Tantee..!” aku menjerit, walaupun lidah Tante Ayu terasa lembut, namun jilatan Tante Ayu itu terasa menyengat liang kewanitaanku dan menjalar ke seluruh tubuhku, namun Tante Ayu justru menjilati habis-habisan bibir kemaluanku, lalu lidahnya masuk ke dalam liang kewanitaanku dan menari-nari di dalam liang kewanitaanku. Lidah Tante Ayu mengait-ngait kesana-kemari menjilat-jilat seluruh dinding kemaluanku. Tentu saja aku makin menjadi-jadi, menjerit-jerit tidak karuan, “Aaahh.. Tantee.. aa.. auu.. aahh..!” Aku menggelinjang-gelinjang seperti kesurupan, menggeliat kesana-kemari merasakan kegelian bercampur dengan kenikmatan yang amat sangat. Namun Tante Ayu dengan kuat memeluk kedua pahaku di antara pipinya, sehingga walaupun aku menggeliat kesana-kemari, namun Tante Ayu tetap mendapatkan yang diinginkannya.

Jilatan-jilatan Tante Ayu benar-benar membuatku bagaikan orang lupa daratan, liang kewanitaanku sudah benar-benar banjir dibuatnya, membuat Tante Ayu menjadi semakin liar, ia bukan cuma menjilat-jilat, bahkan menghisap, menyedot-nyedot liang kewanitaanku. Cairan lendir liang kewanitaanku bahkan disedot Tante Ayu habis-habisan. Sedotan Tante Ayu di liang kewanitaanku sangat kuat, membuatku jadi samakin kelonjotan.

Kemudian Tante Ayu sejenak menghentikan jilatannya. Dengan jarinya ia membuka bibir kemaluanku, lalu disorongkan sedikit ke atas. Aku saat itu tidak tahu apa maksud Tante Ayu, rupanya Tante Ayu mengincar klitorisku. Tante Ayu menjulurkan lidahnya, lalu dijilatnya klitorisku, “Aaahh..” tentu saja aku menjerit keras sekali, aku merasa seperti kesetrum, karena ternyata itu bagian yang paling sensitif buatku. Begitu kagetnya aku merasakannya, aku sampai menggangkat pantatku. Tante Ayu malah menekan pahaku ke bawah, sehingga pantatku nempel lagi ke kasur, dan terus menjilati klitorisku sambil dihisap-hisapnya, “Aaa.. aauuhh.. aahh..!” jeritku semakin menggila.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang amat sangat, yang ingin keluar dari dalam liang kewanitaanku, seperti mau kencing, dan aku tak kuat menahannya, namun Tante Ayu yang sepertinya sudah tahu, malahan menyedot klitorisku dengan kuatnya sehingga, “Tantee.. aahh..!” tubuhku terasa tersengat tegangan tinggi, seluruh tubuhku menegang, tak sadar kujepit dengan kuat pipi Tante Ayu dengan kedua pahaku di selangkanganku. Lalu tubuhku bergetar bersamaan dengan keluarnya cairan liang kewanitaanku, banyak sekali dan tampaknya Tante Ayu tidak menyia- nyiakannya, disedotnya liang kewanitaanku, dihisapnya seluruh cairan yang keluar dari liang kewanitaanku. Tulang-tulangku terasa lolos, lalu tubuhku terasa lemas sekali.

Tante Ayu kemudian memelukku, lalu mengecup bibirku. “Gimana Sar.. enak khan..?” Namun aku sudah tak mampu menjawabnya, nafasku tinggal satu-satu, aku hanya bisa mengangguk sambil tersipu malu. Aku tidak percaya bisa diperlakukan begini oleh Tante Ayu, dan tidak pernah kusangka, karena sehari-hari Tante Ayu tampak begitu cantik dan anggun. Dan akhirnya aku yang sudah amat lemas terlelap di pelukan Tante Ayu.

Setelah kejadian itu, pada mulanya aku benar-benar merasa gamang, perasaan-perasan aneh berkecamuk dalam diriku, walaupun ketika waktu itu, saat aku bangun dari tidurku Tante Ayu telah berupaya menenangkanku dengan lembut. Namun entah kenapa, setelah beberapa hari kemudian, kok rasanya aku jadi kepengin lagi, abisnya kalau diingat-ingat sebenarnya enak sich hi.hi.hi.. Jadi sepulang sekolah aku mampir ke rumah Tante Ayu, tentu saja aku malu mengatakannya, aku hanya pura-pura ngobrol kesana-kemari, sampai akhirnya Tante Ayu menawarkan lagi untuk main-main seperti kemarin dulu, barulah aku menjawabnya dengan mengangguk malu-malu.

Begitulah kisah pengalamanku, ketika pertamakali aku merasakan yang namanya seks. Setelah pengalamanku dengan Tante Ayu itu barulah aku mulai bertualang dimana akhirnya aku mau mencoba bercinta dengan lain jenis

Selengkapnya......

Pelajaran Sex dari Kakak

Ini mungkin sebuah pengalaman yang paling gila (menurutku), karena orang pertama yang mengajarkan seks kepadaku adalah kakak kandungku sendiri. Aku adalah seorang gadis berumur 18 tahun (sekarang), dan kakakku sendiri berusia 23 tahun. Sudah lama aku mengetahui kelainan yang ada pada diri kakakku. Karena ia sering mengajak teman perempuannya untuk tidur di rumah, dan karena kamarku berada persis di sebelah kamarnya, aku sering mendengar suara-suara aneh, yang kemudian kusadari adalah suara rintihan dan kadang pula teriakan-teriakan tertahan. Tentu saja meskipun orang tuaku ada di rumah mereka tak menaruh curiga, sebab kakakku sendiri adalah seorang gadis.


Ketika aku mencoba menanyakannya pada awal Agustus 1998, kakakku sama sekali tidak berusaha menampiknya. Ia mengakui terus terang kalau ia masuk sebuah klub lesbian di kampusnya, begitu juga dengan kekasihnya. Waktu itu aku merasa jijik sekaligus iba padanya, karena aku menyadari ada faktor psikologis yang mendorong kakakku untuk berbuat seperti itu. Kekasihnya pernah mengecewakannya, kekasih yang dicintainya dan menjadi tumpuan harapannya ternyata telah menikah dengan orang lain karena ia telah menghamilinya. Kembali pada masalah tadi, sejak itu aku jadi sering berbincang-bincang dengan kakakku mengenai pengalaman seksnya yang menurutku tidak wajar itu. Ia bercerita, selama menjalani kehidupan sebagai lesbian, ia sudah empat kali berganti pasangan, tapi hubungannya dengan mantan-mantan pacarnya tetap berjalan baik.

Begitulah kadang-kadang, ketika ia kembali mengajak pasangannya untuk tidur di rumah, pikiranku jadi ngeres sendiri. Aku sering membayangkan kenikmatan yang tengah dirasakannya ketika telingaku menangkap suara erangan dan rintihan. Aku tergoda untuk melakukannya. Pembaca, hubunganku yang pertama dengan kakakku terjadi awal tahun 2000, ketika ia baru saja putus dengan pasangannya. Ia memintaku menemaninya tidur di kamarnya, dan kami menonton beberapa CD porno, antara tiga orang cewek yang sama-sama lesbian, dan aku merinding karena terangsang secara hebat mengingat kakakku sendiri juga seperti itu.

Awalnya, aku meletakkan kepalaku di paha kakakku, dan ia mulai mengelus-elus rambutku.
“Aku sayang kamu, makasih ya, mau nemenin aku”, katanya berbisik di telingaku.
Mendengar hal itu, spontan aku mendongakkan wajah dan kulihat matanya berlinang, mungkin ia teringat pada kekasihnya. Refleks, aku mencium pipinya untuk menenangkan, dan ternyata ia menyambutnya dengan reaksi lain. Di balasnya kecupanku dengan ciuman lembut dari pipi hingga ke telingaku, dan di sana ia menjilat ke dalam lubang telingaku yang membuat aku semakin kegelian dan nafsuku tiba-tiba saja naik. Aku tak peduli lagi meski ia adalah kakakku sendiri, toh hubungan ini tak akan membuatku kehilangan keperawanan. Jadi kuladeni saja dia. Ketika ia menunduk untuk melepaskan kancing-kancing kemejaku, aku menciumi kuduknya dan ia menggelinjang kegelian.
“Oh.. all..”, desahnya.
Aku semakin liar menjilati bagian tengkuknya dan memberi gigitan-gigitan kecil yang rupanya disukai olehnya.

Ketika kusadari bahwa kemejaku telah terlepas, aku merasa tertantang, dan aku membalas melepaskan T-shirt yang ia kenakan. Ketika ia menunduk dan menjilati puting susuku yang rupanya telah mengeras, aku menggelinjang. Kakakku demikian lihai mempermainkan lidahnya, kuremas punggungnya.
“Oohh.. Kaakk, ah.. geli”, Ia mendongak kepadaku menatap mataku yang setengah terkatup, dan tersenyum.
“Kamu suka?”.
“Yah..”, kujawab malu-malu, mengakui.

Ia kembali mempermainkan lidahnya, dan aku sendiri mengusap punggungnya yang telanjang (kakakku tak biasa pakai bra ketika hendak tidur) dengan kukuku, kurasakan nafasnya panas di perutku, menjilat dan mengecup. Aku memeluknya erat-erat, dan mengajaknya rebah di peraduan, lantas kutarik tubuhku sehingga ia berada dalam posisi telentang, kubelai payudaranya yang kencang dan begitu indah, lantas kukecup pelan-pelan sambil lidahku terjulur, mengisap kemudian membelai sementara jemariku bermain di pahanya yang tidak tertutup. Aku menyibakkan rok panjang yang dipakainya kian lebar, dan kutarik celana dalamnya yang berwarna merah sementara ia sendiri mengangkat pantatnya dari kasur untuk memudahkanku melepaskan CD yang tengah dipakainya.

Ketika aku meraba ke pangkal pahanya, sudah terasa begitu basah oleh cairan yang menandakan kakakku benar-benar sedang bergairah. Aku sendiri terus menggelinjang karena remasannya di payudaraku, tapi aku ingin lebih agresif dari pada dia, jadi kubelai lembut kemaluannya, dan merasakan jemariku menyentuh clitorisnya, aku membasahi jemariku dengan cairan yang ada di liang senggamanya kemudian kuusap clitorisnya, lembut pelan, sementara ia mendesah dan kemudian meremas rambutku kuat-kuat.
“Oh.. Yeahh.. Ukkhh, ahh, terus, teruss, ahh”, celoteh kakakku dengan ributnya. Aku terus mengusap clitoris kakakku, dan tiba-tiba kurasakan tubuhnya mengejang kuat-kuat, jemarinya meremas punggungku, lantas ia merebah lemas.

Aku memandang ke wajahnya yang bersimbah keringat, “Sudah Kak?” Ia mengangguk kecil dan tersenyum.
“Thanks yah”, aku mengedik.
Aku belum puas, belum. Kukeringkan jemariku sekaligus kemaluan kakakku, kemudian aku turun, dan menciumi pahanya.
“Ohh.. teruskan terus.. yeah.. terus..”, aku tak peduli dengan erangan itu, aku mendesakkan kepalaku di antara kedua pahanya dan sementara aku mulai menjilati selangkangannya, kulepaskan ritsluiting rok kakakku, dan menariknya turun. Aku juga melepaskan sendiri celana jeans pendek yang tengah kupakai, kemudian aku memutar badanku sehingga kemaluanku berada tepat di atas wajah kakakku. Ia mengerti dan segera kami saling menjilat, pantat serta pinggul kami terus berputar diiringi desahan-desahan yang makin menggila. Aku terus menjilati clitorisnya, dan kadangkala kukulum, serta kuberi gigitan kecil sehingga kakakku sering berteriak keenakan. Kurasakan jemarinya bergerak mengelusi pantatku sementara tangan kirinya merayap ke pinggir dipan.

Sebelum aku menyadari apa yang ia lakukan, ia menarik tanganku dan menyerahkan sebuah penis silikon kepadaku.
“Kak?”, bisikku tak percaya.
“Masukkan, masukkaan, please..” Ragu, aku kembali ke posisi semula dengan ia terus menjilati clitorisku, kumasukkan penis buatan itu perlahan-lahan, dan kurasakan ia meremas pantatku kuat-kuat, pinggulnya berputar kian hebat dan kadang ia mendorong pantatnya ke atas, aku sendiri menyaksikan penis itu masuk ke lubang kemaluan kakakku dan asyik dengan pemandangan itu, kusaksikan benda tersebut menerobos liang senggamanya dan aku membayangkan sedang bersetubuh dengan seorang lelaki tampan yang tengah mencumbui kemaluanku.

Lama kami berada dalam posisi seperti itu, sampai suatu ketika aku merasakan ada sesuatu di dalam tubuhku yang membuatku seolah merinding seluruh tubuh karena nikmatnya, dan tahu-tahu aku menegang kuat-kuat, “okh.. kaakk.. ahh.. ahh!” Tubuhku serasa luluh lantak dan aku tahu aku telah mengalami orgasme, kucium paha kakakku dan kumasukkan penis silikon itu lebih cepat, dan pada ritme-ritme tertentu, kumasukkan lebih dalam, kakakku mengerang dan merintih, dan terus-terang, aku menikmati pemandangan yang tersaji di depanku ketika ia mencapai orgasme. Terakhir, aku mencium clitorisnya, kemudian perut, payudara dan bibirnya. Lantas ketika ia bertanya, “Nyesel nggak?” aku menggeleng dengan tegas. Malam itu kami tidur dengan tubuh telanjang bulat, dan sekarang kami kian sering melakukannya.


Selengkapnya......

Aku, Tante Dewi dan Tante Layla

Sebelumnya perkenalkan namaku Paramitha dan cukup panggil saja Mitha. Umurku 20 tahun. Aku masih kuliah di sebuah PTS di Yogyakarta semester 5. Aku ingin menceritakan pengalamanku bercumbu untuk pertama kali dengan sesama wanita.


Kejadiannya dimulai pada suatu sore di akhir bulan Februari tahun 2000 lalu. Waktu itu kedua orang tuaku pergi keluar kota untuk beberapa hari. Kedua orang tuaku sudah meminta tolong kepada tante Layla untuk menemaniku. Sore itu tante Layla datang dengan temannya yang bernama tante Dewi yang berumur sekitar dua kali dari umurku.

Setelah berbasa-basi sebentar di ruang tamu, kupersilakan mereka untuk beristirahat di kamar yang telah disediakan. Mereka berdua masuk ke kamar dan aku membereskan gelas minuman yang kusuguhkan kepada mereka.

Ketika aku melewati kamar mereka, kudengar suara tante Dewi, “Ayo kita mulai”. Aku penasaran dengan perkataan tante Dewi sehingga aku sengaja mengintip melalui lubang kunci pintu kamar itu siapa tahu kelihatan. Memang benar kelihatan. Mereka berdua berdiri berhadap-hadapan sedang saling berciuman dan saling melepas baju. Kulihat tante Dewi tidak mengenakan BH sedangkan tante Layla mengenakan BH. Mereka masih berciuman dan saling meremas payudara. Tante Dewi meremas kedua payudara tante Layla yang masih dilapisi BH sedangkan tante Layla dengan leluasa meremas kedua payudara tante Dewi yang sudah telanjang. Aku sudah terangsang dan tanganku tanpa sadar masuk ke kaos meremas kedua payudaraku sendiri.

Beberapa saat kemudian tante Layla menghentikan remasannya pada kedua payudara tante Dewi dan melepas BH-nya sehingga kedua payudara mereka yang lebih besar dari punyaku yang 36A sudah sama-sama telanjang. Mereka melanjutkan saling meremas serta saling mencium dan aku juga makin terangsang, ingin bergabung dalam permainannya.

Tiba-tiba kedua payudara mereka sedikit demi sedikit sudah saling menempel dan mereka berpelukan. Adegan selanjutnya aku tidak melihatnya karena posisi mereka bergeser dari lubang kunci pintu kamar yang aku intip.

Aku kemudian pergi ke kamarku dan melupakan hal tersebut. Aku pergi ke kamar mandi dan ketika aku tinggal melepas CD pintu kamar mandi diketuk oleh seseorang. Aku meraih handukku dan melilitkannya di tubuhku. Kubuka pintu dan kulihat tante Dewi hanya dengan memakai kimono.
“Kamu dipanggil tante”
Pikiranku kembali ke adegan yang kulihat dari lubang kunci sehingga kujawab, “Tapi saya baru mau mandi” Dengan harapan tante Dewi terangsang melihat keadaan tubuhku terlilit handuk kemudian mencumbuku. Ternyata tidak.
“Terserah kamu mau mandi. Tapi aku cuma disuruh”
Dia kemudian pergi dari hadapanku. Aku lalu masih berselimutkan handuk lalu masuk ke kamar tante Layla dan kulihat dia sedang tengkurap di tempat tidur hanya dengan memakai CD saja.

“Ada apa tante?”
“Kamu bisa mijit kan”
“Bisa”
Disuruhnya aku untuk duduk di atas tubuhnya dan aku mulai memijit. Aku memijit sambil membayangkan adegan yang kulihat dari lubang kunci. “Handuknya dilepas saja” Aku menoleh dan kulihat tante Dewi melepas kimononya. Dia yang juga memakai CD saja kemudian naik ke tempat tidur dan menarik handuk yang masih kupakai.

Sekarang kami bertiga sudah sama-sama setengah telanjang. Tante Dewi duduk di belakangku dan menempelkan kedua payudaranya ke punggungku. Digesek-gesekkan kedua payudaranya ke punggungku dan tangannya juga maju ke depan meremas kedua payudaraku. Aku semakin berani dan tanganku yang memijit punggung tante Layla lalu turun ke bawah meremas kedua payudara tante Layla.

Setelah beberapa menit, tante Dewi lalu turun dari tempat tidur dan aku disuruhnya duduk di tepi tempat tidur. Tante Layla juga turun dan berdiri di belakang tante Dewi. Mereka melepas CD mereka masing-masing. Tangan tante Layla dari belakang meremas kedua payudara tante Dewi. Kemudian salah satu tangannya turun ke bawah. Jarinya masuk ke vagina tante Dewi yang sudah basah. Aku sendiri juga semakin basah sehingga kulepas CD-ku. Tapi aku tidak mau ikut bergabung. Takut keasyikan mereka terganggu.

Sekarang mereka sudah saling berhadapan dan berpelukan sambil berciuman serta saling meremas pantat. Jari tante Dewi dimasukkan ke pantat tante Layla begitu pula sebaliknya. Mereka serentak melepaskan ciumannya dan mendesah bersama-sama. Tante Dewi melepaskan pelukan tante Layla dan menyuruhku untuk tiduran. Dia kemudian mencium bibirku dan aku membalasnya. Lidahku masuk ke mulutnya dan saling menjilat. Tangannya meremas kedua payudaraku dan perlahan-lahan kemudian turun ke bawah. Dia menerima sesuatu dari tante Layla. Kulihat penis buatan ada di tangannya. Kemudian penis buatan yang besar itu perlahan-lahan dimaukkan ke vaginaku.

Pertama hanya dimasukkan 2 cm, kemudian ditariknya lagi. Lalu dikeluar-masukkan lagi lebih dalam sampai 7 cm. Dan dikocoknya vaginaku sedangkan mulutnya menghisap payudara kiriku. Aku menikmati perlakuan tante Dewi dan kulihat tante Layla ikut bergabung. Dia mulai mencium bibirku, kemudian turun ke bawah menghisap payudara kananku sedangkan tangannya yang juga memegang penis buatan memasukkannya ke mulutku dan dikeluar-masukkan.

Beberapa saat kemudian tante Dewi menghentikan mengocok vaginaku tetapi penis buatan itu ditinggalkannya. Tante Layla juga berhenti mengeluar-masukkan penis buatan ke mulutku. Tante Layla lalu tengkurap di atasku sambil penis buatan yang masih ada di vaginaku dimasukkannya ke vaginanya kemudian dia naik turun. Seolah-olah aku adalah laki-laki dengan penis besar.

Setelah beberapa menit dia terlihat lemas kemudian tidur di atasku. Kedua payudara kami saling menempel. Kurangsang dia dengan ciuman di bibirnya. Dia mulai terangsang dan memelukku sambil pindah posisi. Tante Layla di bawah dan aku di atas. Aku merasakan ada sesuatu masuk ke lubang pantatku. Ternyata tante Dewi telah tidur di atasku dengan penis buatan di vaginanya yang dimasukkan ke pantatku. Permainan ini berlanjut sampai tengah malam secara bergantian. Aku dengan tante Dewi, aku dengan tante Layla, tante Dewi dengan tante Layla, serta kami bertiga bercumbu bersama-sama. Kami bertiga sangat menikmati permainan ini terutama aku yang baru pertama kali melakukannya.

Demikian pengalamanku bercumbu untuk pertama kali dengan sesama wanita.


Selengkapnya......

Kinan dan Sandra 01

Perjalanan rafting kali ini betul betul melelahkan. 4 jam berada di atas perahu karet dan menelusuri sungai yang menggelegak sangat menyenangkan. Sandra dan saya memang berencana untuk bermalam di Pelabuhan Ratu setelah seharian bermain air. Seusai makan siang dan membersihkan diri di base terakhir, kami beranjak pergi. Sandra, teman saya dari Perancis, tak habis-habis memuji keindahan alam yang kami lewati. 15 menit saya tancap gas jeep kesayangan saya, akhirnya tiba jualah kami ke hotel tepi pantai yang telah kami book dari Jakarta.


Ternyata kamar yang kami pesan adalah family room, yang terdiri dari 2 queen bed size. Saya langsung terlelap ketika kepala saya menyentuh bantal yang empuk dilapisi dengan sarung bantal yang bersih dan harum, sementara Sandra masih duduk di teras, mengagumi keindahan pantai laut selatan yang berdebur tiada henti.

Jam 6 sore saya terbangun karena suara gemericik dari kamar mandi. Ah, ya! Makan malam! Saya harus mandi sekarang.
“Sandraa, kita makan nggak malam ini??” Dia menjawab dari dalam ,
“Iyaa, ini saya mandi, sebentar lagi saya siap!!”. Dengan malas-malasan saya bangun. Tak lama Sandra keluar dari kamar mandi dengan sarung Bali kebanggannya terlilit di tubuhnya yang sintal.
“Hey cepat mandi, saya lapar!”.
“Iyaa.. ini saya mau mandi!” seraya mengambil alat-alat mandi saya dan beringsut ke arah shower.

Setelah menikmati shower hangat sekitar 15 menit, saya kenakan kembali t-shirt saat saya keluar dari kamar mandi. Saya tercengang dengan pemandangan yang ada dihadapan saya sekarang. Sandra, bertelanjang bulat diatas queen size bednya, sedang menggosokkan minyak olive pada tubuhnya. Saat itu dia sedang mengoleskan pada bagian buah dadanya yang lebih besar dari milik saya.

Sesungguhnya ini bukan hal yang pertama kali terjadi karna kami sering melakukan perjalanan bersama, tetapi kali ini mata saya tak dapat berpaling karna posisinya begitu frontal dengan pintu kamar mandi. Tiba-tiba dada saya bergemuruh, tetapi saya diam saja, mengambil baju dalam dan jeans untuk dikenakan nanti. Dengan tenang dan agak gemetar, saya lepaskan t-shirt saya, memunggungi Sandra dan juga melumuri badan saya dengan body lotion.

“Kinan, kamu nggak pernah cukur ya?” tanyannya tiba-tiba.
Saya menoleh, “Cukur?, tentu aja! Ini liat!” kata saya sambil mengangkat tangan, memamerkan ketiak saya yang bebas bulu.
“Bukan, maksud saya pubic hair!”, balasnya tertawa.
Saya tertegun “Oh, itu.. hm.. saya malas, habis gatal sih. Memang kamu cukur?” kata saya sambil kembali memunggunginya.
“Ya, tiap hari.. nggak plontos sih, biar rapi aja. Kalau begini nggak gatal. Kamu coba deh.. pasti pacar kamu senang”.
“Malas ah, kalau tiap hari”. Tiba-tiba Sandra berguling ke tempat tidur saya dan berlutut di hadapan saya sehingga mata kami sejajar
“Ini lihat! Apa menurut kamu nggak bagus?”. Saya betul-betul kaget, tidak menyangka bahwa dia betul-betul minta perhatian. Pelan-pelan mata saya menelusuri tubuhnya dan terhenti di bagian pubic. Tak tercukur plontos memang, tetapi ada sisa segaris rambut yang menyebul di bawah perutnya.
“Ayo kenapa nggak coba? Anderan pasti tergila-gila”, katanya merayu.
“Aduh, Sandra, saya ngeri main silet di daerah itu.. ntar kalau saya berdarah gimana??”.
“Mau saya tunjukan caranya biar nggak luka? Ayo, sini!!” katanya bersemangat. Diletakkannya selembar handuk di tepi ranjang, dan dikeluarkannya alat- cukurnya yang masih baru dari beauty case birunya. Dibimbingnya saya duduk di bibir ranjang.
“Celanamu dibuka doong, bagaimana aku mulainya?” katanya membuyarkan saya yang lagi terbengong-bengong. Pelan-pelan saya buka g-string saya. Kami berdua betul-betul telanjang sekarang.

Saya masih juga terpana akan semangat Sandra untuk mencukur pubic saya.
“Nah, kamu sekarang tiduran, tapi kakinya tetap menggantung ya.” Ada perasaan aneh yang menyelimuti dada saya, tetapi saya masih diam saja mengikuti perintahnya.
“Kakimu dibuka dong”. Saya buka kaki saya sedikit. Dia jongkok didepan memek saya. Tanpa berkata-kata, dia buka kaki saya lebih lebar lagi. Saya yakin dia melihat seluruh vagina saya. Perasaan aneh menggelora di sekujur tubuh saya. Saya belum pernah mengalami hal semacam ini dengan wanita. Dengan Andrean, biasanya saya tidak merasa aneh ketika ia mulai menjilati memek saya. Saya merasa ada angin hangat pada selangkangan saya. “Apa? dia menghirup aroma vagina saya?” teriak saya dalam hati.

Persis seperti ketika Andrean mulai mengerjai memek saya dengan lidahnya. Tetapi Sandra tidak menjilati vagina saya, ia mengoleskan sabun cair yang telah bercampur dengan sedikit air pada alur pubic saya dengan jari-jarinya yang lembut. Vagina saya seketika berdenyut, darah saya mengalir dengan cepat. “Tidak, saya tidak sedang bercinta” jerit saya dalam hati sambil menutup mata, pasrah pada mata silet ditangan Sandra.

Jari-jari kiri Sandra memegangi pangkal paha, untuk menahan agar kaki saya tidak menutup tiba-tiba. Jari-jari itu ada disebelah dalam paha saya, bergerak hati-hati, bahkan seperti mengusap.
“Tahan ya, saya mulai nih” katanya dengan konsentrasi. Sreet.. sreett.. mata silet itu mulai mencukur pubic saya bagian luar. Tungkai kaki kiri saya dinaikkan ke ranjang dengan hati-hati. Lagi-lagi saya menarik napas panjang.. rasanya geli bercampur ngeri merasakan mata pisau silet itu menari-nari di daerah sensifif saya.
“Sandra, stop.. aduuh”, jerit saya.
“ha? Kenapa?”.. saya bangun dan meringis
“Geli, tau..”, Sandra tertawa,
“Iya, tau. Tahan sedikit! Ayo, mulai lagi. Coba rileks, sweety..”. Saya menjatuhkan lagi badan saya ke ranjang menarik napas dan menutup mata lagi. Kali ini saya berharap mudah-mudahan proses ini cepat berlalu, karna sejujurnya, sebetulnya saya HORNY!! Saya buka kaki saya lagi. Kali ini Sandra memegang selangkangan saya agar bisa melihat jelas alur pubic saya bagian dalam.
“Yang lebar dong..” rayunya. Saya lebarkan lagi kaki saya. Kali ini kedua tungkai kaki saya tertekuk di atas ranjang. Tak tahan, saya raih bantal untuk saya peluk dan berharap dapat meredam gelora tubuh saya. Sreet.. hati-hati Sandra mencukur pubic saya bagian dalam.
“Hati-hati..” kata saya lirih.
“Hmm.. ” katanya dari balik bantal saya, sembari sesekali mencuci mata pisau dengan air hangat yang ia sediakan. Saya gigit bibir saya kuat-kuat. Vagina saya mulai berdenyut lagi.. rasanya hangat disitu. Saya yakin Sandra melihat selangkangan saya mulai basah, bukan karena air sabun, tetapi basah alami.
“Udah beluum?” Tanya saya ngeri..
“Sebentar lagi,.. sabar..” katanya. Mata silet itu terasa menari semakin dekat dengan mulut vagina saya. Perasaan saya bertambah campur aduk.

Menit-menit berlalu bagaikan bertahun-tahun. Akhirnya Sandra berucap “Hua.. selesai”..
saya legaa sekali, dan segera menutup kaki saya lagi
“Eit, tunggu, belum dibersihkan”, katanya. Pelan-pelan, dengan handuk hangat dia menyeka paha bagian dalam saya, membersihkan dari sisa-sisa rambut yang dibabat-nya tadi. Mulai dari atas, kemudian selangkangan saya, kemudian pelan-pelan di bagian vagina saya.
“Ehm.. biar saya saja.. thank’s” kata saya jengah. Dan saya melanjutkan pembersihan itu sendiri. Rasanya aneh sekarang, karena pubic saya jadi sedikit. Dingin! Sandra memandang hasil karyanya dengan bangga, ” Gimana? Bagus kan?” katanya sambil menyambar cermin kecil dari dalam tasnya.
“Ini, coba kita lihat”. Diberikannya cermin itu kepada saya. Otomatis, saya buka lagi kaki saya dan memperhatikan pussy saya yang sekarang plontos
“Wah..Thank’s! jadi kelihatan ya!” kata saya. Sandra tersenyum, sambil tetap melihat hasil karyanya.
“Oh, Kinan, lihat, masih ada yang tertinggal!” katanya sambil menunjuk ke arah selangkangan saya.
“Oya?”, Sandra lagi lagi berlutut di muka pussy saya. Kali ini dengan kedua ibu jarinya dia pegang selangkangan saya yang masih terbuka.
“Kinan..” katanya lirih..”Ini adalah pussy terindah yang pernah saya lihat”, matanya tak lepas dari selangkangan saya, pelan-pelan dilelusnya pussy saya dengan kedua ibu jarinya. Dada saya terbakar.
“Sandra, saya bisa horny kalau kamu perlakukan saya begitu..” Sandra seakan tak perduli, dia tetap mengelus pussy saya perlahan-lahan
“Wangi sekali..” Saya tak tahan lagi.. saya tarik Sandra ke ranjang, saya sambar lehernya dan mulai menciuminya dari belakang.

Sandra tampak pasrah saja, apalagi ketika saya raih puting susunya yang berwarna merah muda dan mancung, minta dihisap. Saya ciumi lehernya dan mulai memainkan puting susunya. Saya cubit sedikit putingnya bersamaan dan Sandra mulai mengerang, kemudian saya mulai pelintir putingnya ke arah yang belawanan dengan lembut..lidah saya mulai turun ke pundaknya. Tangan Sandra mulai mecari letak vagina saya yang menempel pada pantatnya yang semok sementara saya terus meremas susunya yang empuk dan memlintir puting susunya dari belakang.Dengan satu gerakan, kami sekarang berhadap-hadapan.

Seperti tak mau kalah, Sandra langsung menyambar bibir saya, mencari lidah saya dan kami saling mengulum dengan liar. Saya hisap lidahnya dan Sandra menjilati bibir bawah saya dengan buas. Tiba-tiba ciumannya berpindah ke leher saya, dan cep! Ia langsing mengulum puting kanan saya, dan tangan satunya memuntir puting kiri saya. Dada saya berdenyut. Baru kali ini saya diciumi wanita, sensasinya aneh tetapi saya sudah tak mau kehilangan moment lagi. Walaupun masih dalam keadaan duduk, tubuh Sandra saya telikung dengan kaki. Saya usap rambutnya yang panjang dan coklat itu, sambil saya tarik kepala saya kebelakang.

“Ohh.. Sandra.. terus Sandra.. sshh..”..
sekarang, gantian puting kiri saya dikulumnya, lidahnya menari-nari dan sesekali dihisapnya dengan kuat. Tak tahan melihat susunya yang mencuat di bawah, perlahan saya remas dengan tangan kiri saya. Kemudian perlahan lidahnya turun ke arah perut, Lidahnya berputar, memainkan lubang pusar saya. Geli dan amat sensasional sekali rasanya.

Sebelum saya betul-betul menikmati tarian lidahnya di pusar saya itu, ia sudah berpindah lebih rendah lagi ke arah cukuran hasil karyanya kebanggannya. Dibukanya kaki saya dengan kedua tangannya, kali ini bukan ibu jarinya yang mengelus pussy saya tetapi lidahnya yang dengan gerakan berputar pelan-pelan menjelajahi pussy saya. Lembut sekali. Saya mendesah karena sensasi yang ditimbulkannya.

“Auhh.. oo.. yaa..”lidahnya naik turun pada permukaan vagina saya dan akhirnya clitoris saya dijilatnya berputar pelan-pelan. Saya rasakan nafasnya yang menderu dan hangat. Darah saya mendesir cepat. Saya amat menikmati sensasi ini dan Sandra tetap berimprovisasi dengan arah jilatannya yang berbeda-beda, membuat kepala saya hampir pecah. Kemudian dilepaskan bibirnya, digantikan dengan ibu jarinya dengan lincah menggosok dan memainkan clitoris saya dengan gerakan memutar.

Pelan-pelan, dimasukkannya jarinya kedalam vagina saya, kali ini ia mulai lagi menjilati clitoris saya lebih keras. “Aaagghh,.. iya, begitu honey.!!” saya gelagapan karena kenikmatan yang tiba-tiba menyergap tubuh saya ini. Saya remas sendiri susu saya dan tarik-tarik sendiri puting keduanya. Kali ini Sandra masukkan 2 jarinya dan digerakkan keluar-masuk dengan lembut, dan lidahnya tak henti menjilat dan mengulum clitoris saya.

Saya belum pernah merasakan kenikmatan secepat ini sebelumnya. Sandra menghisap-hisap klitoris saya dengan keras. Tiba-tiba saya ingin pipis yang tertahankan dan badan saya ingin meledak,
“Aohh, aahh,.. Sandra, saya coming Sandra.. saya coming!!” Sandra seakan tak perduli dengan rintihan saya, ia bahkan menaikkan tempo jarinya yang keluar masuk vagina saya dan jilatan-jilatannya yang makin keras pada kitoris saya.
“Aggh.. agh.. Aaahh..” saya menggelinjang begitu hebat, pantat saya naik- turun dengan gerakan tak beraturan, rasanya seperti pipis pertanda cairan vagina saya meyemprot keluar banyak sekali. Dan badan saya tetap menggelinjang lama sekali. Saya betul-betul orgasme hebat!! Sandra makin semangat menjilati vagina saya yang basah sampai licin tandas. Kemudian ciumannya melambat dan kemudian berhenti, Dipeluknya perut saya.
“Wah, Kinan, kamu liar sekali ya!” katanya nyengir. Saya hanya bisa tersenyum, kemudian menutup mata karena masih ingin menikmasti sisa sensasi yang barusan Sandra berikan pada tubuh saya.

Selengkapnya......

Mau Langsing? Ini Rahasianya

Mendambakan bentuk tubuh lebih langsing di tahun ini? Simak 9 cara berikut ini dan jangan lupa disiplin melakukannya.

1. Kurangi karbohidrat
Tak perlu menghilangkan daftar makanan berkarbohidrat dari menu sehari-hari Anda. Tapi pilihlah yang kandungannya paling minim, seperti kentang dari nasi. Atau pasta yang terbuat dari kacang-kacangan bukan dari gandum.


2. Sup sebagai snack
Jadikan sup, terutama yang mengandung banyak sayuran, sebagai pengganti snack. Penelitian di Pennsylvania State University membuktikan, sup sayuran lebih ampuh mengurangi berat badan daripada low fat snack.

3. Bersahabat dengan lemak
Menurut ahli nutrisi, Fiona Kirk, menyantap lemak tak jenuh 20 menit sebelum makan membuat otak berpikir bahwa Anda sudah kenyang sehingga Anda tidak ingin makan banyak saat jam makan.

4. Semprot minyak
Saat memasak, jangan menuang minyak sayur. Sebaiknya semprotkan saja minyak ke dalam wajan menggunakan oil spray. Cara ini dapat mengurangi kandungan lemak pada masakan. Lebih baik lagi menggunakan olive oil daripada minyak sayur.

5. 24 hours detox
Mau detoks alami secara cepat? Coba cara yang disarankan Theresa Cheung dalam bukunya The Lemon Juice Diet. Minum empat gelas lemonade sehari, yaitu minuman yang terbuat dari 2 sendok teh air perasan jeruk, sejumput chayenne pepper (banyak dijual di supermarket), 300 ml air putih, dan 2 sendok teh sirup apel. Diminum 30 menit sebelum sarapan, 10 menit sebelum snack pagi, 10 menit sebelum snack sore, dan 10 menit sebelum makan malam. Kalau perlu, bawa minuman ini ke kantor.

6. Green food
Perbanyak menyantap makanan hijau alias sayur dan buah-buahan. Bahkan, minum pula jus yang terbuat dari sayuran. Makanan ini hanya mengandung maksimal 54 kalori per porsi.

7. Minum probiotik
Bakteri baik sangat dibutuhkan tubuh untuk meningkatkan imunitas tubuh. Maka itu, sebaiknya banyaklah mengonsumsi minuman probiotik yang dijual bebas. Kalau perlu, mengonsumsi pil probiotik yang dijual tanpa resep dokter.

8. Hindari pemanis buatan
Banyak orang menghindari gula dengan alasan diet. Untuk mengatasi kebutuhan akan rasa manis, gula diganti pemanis buatan. Padahal, menurut para ahli, minuman diet dan pemanis buatan justru akan membuat tubuh mendambakan gula asli. Maka itu, lebih baik menggunakan gula asli, tapi jumlahnya dikurangi.

9. Makan pepaya
Kandungan digistive enzymes (enzim pencerna makanan) buah yang satu ini lebih tinggi dibanding buah lain. Enzim ini membantu mengurangi perut kembung dan mengeluarkan lemak dari tubuh. Jadi mulailah perbanyak makan pepaya.

Selengkapnya......

Tips Merawat Organ Khas Perempuan

Sebagian kaum perempuan masih ada yang belum menyadari manfaat lebih dari alat kelamin yang dimilikinya. Padahal, alat kelamin itu merupakan “properti” yang wajib dijaga dan dipelihara sebaik-baiknya.


Untuk menjaga organ seks selalu sehat dan terhindar dari berbagai macam penyakit kelamin, maka setiap perempuan perlu memerhatikan beberapa tips berikut ini:

Setelah buang air, cucilah tangan dengan sabun dan cucilah alat kelamin secara benar.

Setelah buang air besar, siramkan air dari arah depan (kemaluan) ke belakang (anus) dan jangan sebaliknya. Dengan begitu kotoran dari lubang anus tidak terbawa masuk ke dalam vagina. Salah satu penyebab terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah masuknya kotoran dari dubur ke vagina.

Hindari penggunaan sabun apapun di wilayah vagina dan hindari penggunaan cairan kimia pewangi/cairan khusus pembersih vagina karena akan mengganggu keseimbangan flora dalam vagina. Bila terlalu sering dipakai, justru akan membunuh bakteri baik dalam vagina yang selanjutnya akan memicu tumbuhnya jamur. Akibatnya, muncul gatal-gatal di daerah organ intim. Jangan pernah menyemprotkan minyak wangi ke dalam vagina.

Keringkan wilayah vagina dengan handuk bersih, lembut, dan kering, serta jangan digosok-gosok. Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari dan pilih celana dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat. Hindari celana dalam yang terlalu ketat karena akan menekan otot vagina dan membuat suasana lembap.

Hindari memakai celana jeans terlalu ketat di wilayah selangkangan. Pada waktu haid, gantilah pembalut setiap kali terasa telah basah atau lebih dari 3 jam, dan cucilah vagina terlebih dahulu setiap kali akan mengganti pembalut. Pembalut yang dipakai pilih yang tidak mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi dan menyebabkan timbulnya rasa gatal.

Gantilah pembalut sehabis buang air, meskipun tampak masih bersih ketika haid telah hampir selesai. Di toilet umum, sebelumnya siram dahulu (flushing) toilet yang akan dipakai. Hindari menggunakan air yang berada di bak atau ember. Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70 persen jamur candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada vagina). Sedangkan air yang mengalir dari keran di toilet umum mengandung kurang lebih 10 persen hingga 20 persen jamur candida albicans.

Jangan menggunakan bedak untuk daerah vagina termasuk pada bayi terutama bayi perempuan. Menurut penelitian, pemakaian bedak pada daerah tersebut terutama pada bayi dapat berdampak buruk, karena bedak dapat masuk ke dalam vagina yang di kemudian hari dapat mengakibatkan berbagai macam penyakit, seperti tumor. Jika ingin menggunakan bedak, cara yang terbaik ialah dengan mengusapkan terlebih dahulu ke telapak tangan, baru diusapkan ke daerah lipatan paha dan pantat bayi yang biasanya lembap dan mudah teriritasi. Hal itu untuk menghindari supaya bedak tidak sampai masuk ke dalam vagina.

Pemakaian pantyliner tidak dianjurkan setiap hari. Pantyliner sebaiknya hanya digunakan pada saat keputihan banyak saja, dan sebaiknya jangan memilih yang berparfum karena dapat menimbulkan iritasi kulit. Sebaiknya membawa celana dalam ganti daripada memakai pantyliner setiap hari.

Selengkapnya......

Sensasi Nikmat di Area Miss V

MENGEKSPLORASI tubuh pasangan tentu menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Seperti halnya pria, wanita juga memiliki beberapa area rangsang yang asyik untuk dijelajahi. Dengan menemukan titik-titik rangsang pasangan, dijamin ajang bercinta akan menjadi sebuah pengalaman yang menakjubkan.


Menstimulasi daerah sensitif wanita saat bercinta dapat dilakukan dengan memberikan sensasi khusus di area Miss V.

Kendati dapat membuat si dia melambung hingga langit ketujuh, apakah selama ini Anda mengetahui dengan pasti apa yang si dia inginkan saat Anda menyentuh daerahnya yang sangat vital?

Seperti yang dikutip dari Askmen, kaum hawa biasanya menginginkan sebuah sentuhan sensual di area sekitar Miss V. Namun, hal itu harus dilakukan dengan strategi khusus, seperti:

Permainan lidah
Bagi wanita, lidah bisa menjadi salah satu alat yang memberikan sensasi luar biasa. Umumnya wanita sangat menyukai bila pasangannya memberikan sensasi di area khusus ini. Karena itu, foreplay merupakan momen yang paling diminati oleh setiap wanita.

Gunakan jari tangan
Sensasi lain juga bisa dia rasakan bila Anda menyentuh Miss V dengan menggunakan jari tangan. Mainkan belaian-belaian sensual di sekitar daerah Miss V sebagai sebuah perangsang yang membuatnya merasakan kenikmatan tiada tara.

Mulut
Mulut bisa menjadi salah satu pemicu untuk memberikan sensasi di area Miss V. Jika Anda kaum adam yang menginginkan dapat memberi sensasi di sekitar area genital si dia, maka tak ada salahnya untuk memberikan ciuman sensual dengan perlahan hingga menjadi lebih hot. Hal ini dilakukan agar pasangan Anda menjadi lebih bersemangat untuk bercinta dengan Anda.

Mr P
Ini merupakan hal yang paling dinanti oleh setiap wanita. Bagi kaum hawa, Mr P merupakan puncak dari kegiatan seksual yang tengah berlangsung.

Dengan sensasi yang diberikan penis, pasangan Anda akan merasa lebih bergairah saat berada di atas ranjang.

Selengkapnya......

Tip Menjaga Kualitas Sperma

TERNYATA dapat memuaskan atau tidaknya seorang pria terhadap pasangannya tak hanya dilihat dari frekuensi berhubungan intim, namun dari kualitas sperma yang dihasilkan. Karena bila ditilik dari sisi kesehatan, sperma memiliki peranan yang penting untuk pembuahan.


Kendati demikian, tidak semua pria memiliki sperma sehat sehingga terjadi kesulitan dan kegagalan dalam pembuahan. Salah satu penyebabnya dapat terjadi lantaran kualitas sperma menurun karena tidak dijaga oleh si empunya.

Menurut berita yang dilansir Askmen, untuk tetap menjaga kualiatas sperma ada beberapa hal penting yang harus dilakuan, di antaranya:

Berhenti merokok dan minuman keras
Kaum adam sering dikaitkan dengan rokok dan juga minuman keras. Bahkan mereka sering melupakan efek buruk kebiasaan tersebut bagi kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan seorang perokok memiliki jumlah sperma lebih sedikit dibanding pria yang tidak merokok. Karena itu, jika Anda seorang perokok, berhentilah!

Pola makan yang tepat
Diyakini atau tidak, pola makan memengaruhi produksi sperma. Karena itu Anda harus mengonsumsi makanan yang tepat, yaitu yang mengandung unsur empat sehat lima sempurna.

Jadi bila Anda menginginkan kualitas sperma tetap terjaga, mulai sekarang perbanyak mengonsumsi makanan yang rendah lemak, berprotein tinggi, sayuran, dan seluruh jenis padi-padian yang baik bagi kesehatan.

Konsumsi suplemen alami
Bila selama ini kamu hanya mengonsumsi suplemen buatan yang berbentuk kapsul dan dijual bebas, kini saatnya untuk beralih pada suplemen berbahan alami semisal telur dan susu.

Selain dipercaya bisa menjaga dan meningkatkan kualitas sperma, suplemen ini juga memberikan energi dalam sebuah “permainan”.

Hindari pemakaian celana ketat
Memakai celana dalam atau celana panjang yang ketat ternyata akan meyebabkan suhu di sekitar Mr P jadi panas. Karena itu bila ingin sperma Anda tetap terjaga kualitasnya, usahakan Mr P berada pada suhu sejuk dibandingkan dengan bagian tubuh yang lainnya.

Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah dengan melepaskan celana dalam saat malam hari. Hal ini dilakukan agar Mr P dapat bernapas lega.

Selengkapnya......

Ganti Bahasa :

Negara dan Daerah Pengunjung